DARATAN DAN LAUTAN
Bumi terdiri dari 2 struktur besar,
yaitu Benua dan Samudera. Benua (continent,
lithosphere) dapat didefenisikan sebagai hamparan daratan yang sangat besar
yang muncul dari permukan Samudera, termasuk bagian tepinya yang digenangi air
dengan kedalaman kurang dari 200 meter yang menyusun sekitar 1/3
dari
luas
permukaan
Bumi. Samudera (ocean, biosphere)
adalah hamparan air asin yang sangat luas yang dibatasi oleh Benua dan menyusun
2/3
dari
luas keseluruhan permukaan Bumi. Cekungan samudera adalah cekungan yang sangat
besar dan dalam yang dipenuhi oleh air asin dan satu atau lebih sisinya
dibatasi oleh benua.
Laut (sea) dalam osenografi atau osenologi kata laut dipakai untuk
menyebutkan kawasan perairan dangkal di tepi benua, seperti Laut Jawa, Laut
Cina Selatan dan Laut Arafura; massa air yang terkurung dan memiliki hubungan
yang terbatas dengan samudera, seperti Laut Tengah dan Laut Baltik; atau
kawasan laut yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, Seperti Laut Merah,
Laut Hitam, Laut Karibia dan Laut Banda. Kata laut juga bias dipakai untuk
menyubutkan nama danau, contohnya Laut Kaspi. Teluk (bay, gulf) adalah hamparan air yang relatif kecil dan ketiga sisinya
dibatasi oleh daratan. Teluk juga dapat disebut sebgai laut setengah tertutup (semi-enclosed sea). Estuari (estuary) adalah kawasan perairan muara
sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut dengan massa air yang memiliki
salinitas lebih rendah daripada laut dan lebih tinggi daripada air tawar, atau
bisa disebut perairan payau.
A. Proses pembentukan lautan menurut beberapa teori, sebagai
berikut:
1.
Teori Pelepasan Lempeng
Bertolak dari teori kabut oleh
Laplace (1796), menyatakan bahwa bumi adalah bagian dari tata surya, awalnya
berasal dari gumpalan-gumpalan kabut yang berputar (terpilin) sampai menjadi
cairan pijar hingga terjadi pembekuan akibat penurunan temperatur, dalam
kondisi ini keadaan bumi tidak stabil, pada bagian dalamnya masih cair dan
panas. Sehingga mudah terjadi peretakan-peretakan di antara dua lapisan yang
berbeda fase. Terjadi peretakan-peretakan dalam waktu relatif lama, bumi tetap
berputar dan bergerak mengelilingi matahari, terjadilah pelapasan sebagian
lapisan luar dari bumi akibat adanya gaya lemparan (centrifugal) tidak seimbang
dengan gaya tarik (centripetal). Terlepasnya sebagian permukaan bumi tersebut
maka terbentuklah cekungan-cekungan yang nantinya terisi oleh air dan membentuk
lautan.
Terisinya cekungan-cekungan di
permukaan bumi oleh air dapat dihubungkan dengan temperatur permukaan bumi,
yang memungkinkan terjadinya pengembunan gas-gas air (H2O). Pada
saat itulah diduga terbentuknya lautan dengan berbagai reaksi kimia dan
interaksi didalamnya.
2.
Teori Undansi
Van Bemmelen (1932-1935) menjelaskan
bahwa adanya permukaan bumi yang tidak rata yaitu sebagian cekungan dan
sebegian tonjolan (pegunungan), di akibatkan oleh gelombang turun naik terhadap
bagian bumi yang cair (magma). Timbulnya gerakan gelombang tersebut akibat
pengaruh pemisahan magma dari basa ke yang asam dan dari basa ke ultrabasa,
sehingga terdapat empat susunan magma yaitu mulai dari atas: asam, intermediate
dan ultrabasa.
3. Teori Tektonik Lempeng
Teori ini
menyatakan bahwa, seluruh kerak bumi dipandang tersusun oleh beberapa lempengan
besar yang bergerak seperti balok yang kaku di atas permukaan bumi. Batas-batas
lempeng adalah kawasan yang memiliki aktifitas seismik tinggi, yang terjadi
karena pembentukan material kerak yang tua ter-sebduksikan di daerah palung.
Dengan demikian, batas lempeng ditentukan oleh aktifitas seismik.
Kontak antar lempeng dapat dilihat
pada gambar berikut:
Teori ini menyatakan, laut baru
dapat terbentuk karena pecahnya continental crust, dapat dilihat pada gambar di
berikut:
B. Komposisi Daratan dan Lautan
Stuktur
bagian dalam bumi yang berbentuk sebagai suatu bidang yang tidak rata awalnya
belum diketahui sampai dengan mulai dikembangkannya ilmu yang dapat mencatat
terjadinya gempa bumi (seismology).
Dengan cara ini dapat dicatat tenanga yang dikeluarkan oleh adanya gempa bumi
yang merambat ke permukaan, dari data-data tersebut dapat ditarik kesimpulan
tentang susunan dari bumi ini. Bumi terdiri atas beberapa lapisan dimana setiap
lapisan mempunyai kepadatan (density) dan komposisi yang berbeda-beda satu sama
lain. Lapisan-lapisan tersebut adalah Atmosfer,
Hidrosfer, Litosfer, Astenofer dan Pusat Bumi.
1. Atmosfer
Lapisan
terluar yang terdiri dari bermacam-macam gas, seperti nitrogen, oksigen,
karbondioksida, uap air dan gas-gas lain (inert
gas)
2. Hidrosfer
Terdiri
dari semua air bebas yang terdapat di permukaan bumi yang terbentuk sebagai
laut, samudera dan danau-danau air tawar. Seluruhnya berjumlah 361 km2
atau meliputi sekitar 71% dari seluruh luas permukaan bumi.
3. Litosfer (lapisan kerak bumi)
Lapisan
kerak yang tebalnya antara 600-700 km membentuk dua tipe lapisan keras
permukaan, yaitu:
a.
Continental
crust, yang terdiri dari batu-batu granit yang membentuk hamper
seluruh massa tanah yang terdapat di dunia (menutupi hampir sekitar 149 juta km2
atau kira-kira 29% dari seluruh permukaan bumi).
b.
Oceanic
crust terdiri atas batu-batu basal yang melapisi lembah-lembah
laut yang dalam.
4. Astenosfer
Bagian atas astenosfer dipercaya secara relatif bertekstur lunak dan dapat
mengalir secara sangat lambat. Sedangkan dibagaian bawah astenosfer bertekstur keras. Lapisan litosfer yang berbentuk seperti lempengan mengapung di atas lapisan astenosfer sehingga dinamakan lempeng
tektonik (tectonic plate). Dapat
diilustrasikan seperti massa es yang besar mengapung di atas air.
5. Pusat Bumi
Adalah lapisan bumi yang sangat
padat dan mengandung logam-logam besi dan nikel.
C.
Bentuk Dasar Laut (Relief of Sea Floor)
Secara garis besar bentuk dasar laut
dapat dibedakan menjadi morfologi dasar laut yang berada di tepi benua (Continental Margin) dan morfologi dasar
laut yang berada di cekungan samudera (Ocean
Basin).
1 1.
Tepi Benua (Continental
Margin)
Tepi benua (continental margin) meliputi bagian dari benua yang tenggelam dan
zona transisi antara benua dan cekumgan samudera. Berdasarkan kondisi aktifitas
kegempaan, volkanisme dan pensesaran, tepi benua dapat dibedakan menjadi tepi
benua aktif, yang di tandai oleh banyaknya aktifitas kegempaan, volkanisme dan
pensesaran. Sebaliknya, tepi benua pasif dicirikan oleh sedikitnya aktifitas
kegempaan, volkanisme dam pensesaran.
Berdasarkan
morfologinya, tepi benua dapat dibedakan menjadi:
a.
Paparan Benua (Continental
Shelf) adalah bagian benua yang tenggelam dengan kemiringan lereng yang
sangat kecil (1 meter per 1000 meter) dan berbatasan langsung dengan darat.
Lebar 50-70 km dengan kedalaman 100-200 meter. Berbagai kenamampakan yang
dijumpai di kawasan ini terjadi karena tujauh proses, yaitu glasiasi (glaciation), perubahan muka laut (sea level changes), aktifitas berbagai
kekuatan alam (gelombang laut, aliran sungai, pasang surut) sidementasi,
pengendapan karbonat, pensesaran dan volkanisme.
b.
Lereng Benua (Continental
Slope) adalah tepi benua dengan lereng curam (kemiringan 3%-6%), dimulai
dari tekuk lereng dari paparan benua sampai daerah tinggi benua (continental rise) dengan lereng sekitar
4 derajat. Di kawasan ini banyak terjadi proses longsoran bawah laut (submarine landslide) dan erosi yang
menghasilkan berbagai kenampakan. Sidemen-sidemen di kawasan ini tersesarkan dan
terlipat. Kenampakan yang sangat mengesankan di kawasan ini adalah alur bawah
laut (submarine canyon).
c.
Tinggi Benua (Continental
Rise) adalah daerah transisi antara benua dan cekungan samudera yang
mempunyai lereng yang kemudian perlahan-lahan menjadi datar pada dasar lauatan.
Kawasan ini tersusun dari material yang tidak terkonsolidasikan yang terdiri
dari lumpur, lanau dan pasir yang diturunkan dari paparan benua atau lereng
benua oleh mekanisme arus turbid (turbidity
currents), longsor bawah laut, dan proses-proses lain. Pola dari tinggi
benua ini berkaitan dengan gerakan tektonik lempeng. Pada tepi benua aktif,
sidemen-sidemen telah berubah dan dibawa masuk ke dalam mantel oleh mekanisme
menunjaman. Pada tepi benua pasif, sidemen-sidemen terawetkan dan melampar jauh
ke lantai samudera (ocean floor).
2. Cekungan
Samudera (Ocean Basin)
Cekungan samudera (ocean basin) adalah lantai samudera (ocean floor) yang luas yang terletak
pada kedalaman lebih dari 2000 meter. Berbagai kenampakan dari cekungan
samudera yang utama adalah Ridge dan Rise, Trench, Abyssal Plain, Continental Island, Island Arc, Mid-Oceanic,
Volcanic Islands, Atol-Atol, Seamount dan Guyot.
a.
Ridge dan Rise, adalah bentuk proses peninggian
yang terdapat diatas lautan yang hampir serupa dengan adanya gunung-gunung di
daratan. Perbedaannya hanya pada letak kemiringannya. Ridge lerengnya lebih terjal dibanding rise. Keberadaannya berkaitan dengan pembentukan sistem retakan (rifting) karena dua blok kerak samudera
yang bergerak saling menjauh. Ridge dan rise utama yang membentang di dunia
bergabung menjadi satu dan membentuk satu rantai yang amat panjang yang dikenal
sebagai Mid-Oceanic Ridge System.
b.
Trench adalah
bagian laut terdalam yang bentuknya seperti saluran yang seolah-olah terpisah
sangat dalam yang tedapat diperbatasan antara benua dan kepulauan. Terdapat di
zona menunjaman lempeng tektonik, biasanya mempunyai kedalaman yang sangat
besar.
c.
Abyssal
Plain (daratan abisal), daerah ini relatif terbagi rata dari
permukaan bumi yang terdapat dibagian sisi yang mengarah kedaratan dari sistem mid oceanic ridge.
d.
Continental
Island (pulau-pulau benua), pulau seperti Greenland dan Madagaskar
menurut sifat geologinya merupakan bagian dari massa tanah daratan benua besar
yang kemudian terpisah. Daerah-daerah ini lapisan kerak buminya terdiri dari
batuan-batuan besi (granitic) yang
jenisnya sama dengan yang terdapat di daratan benua.
e.
Island Arc (kumpulan
pulau-pulau), seperti kepulauan Indonesia juga mempunyai perbatasan dengan
benua, tetapi mempunyai asal yang berbeda. Kepulauan ini terdiri dari
batuan-batuan vulkanik dan sisa-sisa sedimen pada permukaan kulit lautan.
f.
Mid-Oceanic
Volcanic Island (pulau-pulau vulkanik di tengah-tengah laut), daerah ini
terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, khususnya di Lautan Pasifik, dimana
letaknya sangat jauh dari massa daratan. Contohnya Kepulauan Hawaii dan Jepang.
g.
Atol-Atol, daerah ini
terdiri dari kumpulan pulau yang sebagian tenggelam dibawah permukaan air.
Batuan-batuan disini ditandai dengan adanya terumbu karang yang terbentuk seperti
cincin yang mengelilingi sebuah lagon yang dangkal.
h.
Seamount dan
Guyot, merupakan gunung berapi yang muncul dari dasar lautan,
tetapi tidak muncul sampai kepermukaan laut. Seamount mempunyai lereng yang lebih curam dan puncaknya runcing
dengan ketinggian sekitar 1 km atau lebih. Guyot
mempunyai bentuk yang sama dengan seamount
tetapi pada bagian puncaknya datar.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar