Jumat, 13 Oktober 2017

Pengantar Oseanografi

SUMBER SUMBER ALAM DARI LAUTAN



            Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki wilayah laut terbesar. Sekitar 2/3 wilayah Indonesia adalah laut, serta memiliki garis pantai kedua terpanjang di dunia setelah Kanada. Kondisi geografis tersebut menjadi suatu keuntungan bagi Indonesia dari segi besarnya potensi sumberdaya alam terutama di bidang kelautan.
Sumberdaya kelautan terdiri atas sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources), tidak dapat pulih (non-renewable resources), dan jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental services). Sumberdaya dapat pulih terdiri dari berbagai jenis ikan, udang, rumput laut, termasuk kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut (mariculture). Sumberdaya tidak dapat pulih meliputi mineral, bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas. Sedangkan yang termasuk jasa-jasa lingkungan kelautan adalah energi,pariwisata dan perhubungan laut.
1. Sumber-Sumber Fisika dan Kimia
a.       Energi Laut
Potensi energi kelautan yang bersifat tak pernah habis (exhaustive), seperti angin, gelombang, pasang surut dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) dapat digunakan sebagai pembangkit listrik.
·      Arus Pasang Surut
Kecepatan arus pasang-surut di perairairan pantai-pantai Indonesia umumnya kurang dari 1,5 m/s, kecuali di selat-selat di antara pulau-pulau Bali, Lombok dan Nusa Tenggara Timur, kecepatan signifikannya bias mencapai 2,5-3,4 m/s. Pada dasarnya, arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut, sehingga arus laut memiliki energi kinetik yang dapat digunakan sebagai tenaga penggerak rotor atau turbin pembangkit listrik.
·      Gelombang Laut
Gelombang laut merupakan salah satu bentuk energy yang bias dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang dan periode waktunya.
·      Angin
Adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam. Pembangkit listrik tenaga angin mengkonversikan energi angin menjadi energy listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin.
b.      Bahan-Bahan Bioaktif
Bioactive sub-stances atau berbagai macam bahan kimia yang terkandung dalam tubuh biota laut merupakan potensi yang sangat besar bagi penyediaan bahan baku industri farmasi, kosmetika, pangan dan industri bioteknologi lainnya. Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi mempunyai potensi besar untuk mengembangkan industri bioteknologi.

2. Sumber-Sumber Biologi, Perikanan, Budidaya dan Jasa Kelautan
            Sumberdaya perikanan laut di Indonesia disusun dalam kelompok-kelompok; pelagis besar, pelagis kecil, demersal, udang atau krustasea lainnya, ikan karang, ikan hias, rumput laut, moluska teripang atau ubur-ubur, benih alami, reptilian dan mamalia laut.
            Potensi sumberdaya ikan di perairan Indonesia adalah sebesar 9,931 juta (Suman, dkk 2014) tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan ZEEI yang terbagi dalam Sembilan wilayah perairan utama Indonesia. Dari seluruh potensi sumberdaya tersebut, untuk menjaga kelestarian dan stok ikan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,12 juta ton per tahun.
            Potensi perikanan yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah budidaya perikanan baik budidaya pantai maupun budidaya laut. Potensi budidaya pantai (tambak) sekitar 830.200 ha yang tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia dan yang baru dimanfaatkan untuk budidaya ikan bandeng, kakap, udang windu dan jenis-jenis lainnya sekitar 356.308 ha (Dahuri et al, 1996).
            Pasal 27 UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang kelautan menyebutkan bahwa Jasa Maritim meliputi:
·      Pendidikan dan pelatihan
·      Pengangkatan benda berharga asal muatan kapal tenggelam
·      Pengerukan dan pembersihan alur pelayaran
·      Reklamasi
·      Pencarian dan pertolongan
·      Remediasi lingkungan
·      Jasa konstruksi
·      Angkutan sungai, danau, penyeberangan dan antar pulau

3. Pengelolaan Sumber-Sumber Alam Laut
            Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 merupakan payung hukum untuk mengatur pemanfaatan laut secara komprehensif dan terintegrasi. Kewenangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang sebelumnya diatur juga dalam UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, disempurnakan melalui UU No 1 Tahun 2014 ini.
Pemanfaatan sumber-sumber alam laut dibagi menjadi dua, yaitu pemanfaatan dengan cara mengambil sumberdaya dikenal dengan istilah pemanfaatan ekstraktif, sedangkan pemanfaat yang tidak dilakukan dengan mengambil sumberdaya, tetapi memanfaatkan nilai-nilai dan fungsi yang diberikan oleh sumberdaya tersebut dinamakan dengan pemanfaatan non-ekstraktif.
a.       Pemanfaatan Ekstraktif
Pemanfaatan ekstraktif terhadap sumberdaya laut antara lain adalah: penambangan minyak, gas dan mineral, pengambilan batu karang, pengambilan pasir dan sebagainya. Secara umum pengambilan sumberdaya laut yang sering kita kenal adalah penangkapan ikan, udang, kerang, kepiting dan lainnya.

b.      Pemanfaatan Non-Ekstraktif
Pemanfaatan jenis meliputi: pariwisata, pendidikan non-ekstraktif, tempat acara sosial, olah raga air, perhubungan laut dan penelitian non-ekstraktif.

Referensi:

Selasa, 10 Oktober 2017

Pengantar Oseanografi



DARATAN DAN LAUTAN

            Bumi terdiri dari 2 struktur besar, yaitu Benua dan Samudera. Benua (continent, lithosphere) dapat didefenisikan sebagai hamparan daratan yang sangat besar yang muncul dari permukan Samudera, termasuk bagian tepinya yang digenangi air dengan kedalaman kurang dari 200 meter yang menyusun sekitar 1/3 dari luas permukaan Bumi. Samudera (ocean, biosphere) adalah hamparan air asin yang sangat luas yang dibatasi oleh Benua dan menyusun 2/3 dari luas keseluruhan permukaan Bumi. Cekungan samudera adalah cekungan yang sangat besar dan dalam yang dipenuhi oleh air asin dan satu atau lebih sisinya dibatasi oleh benua.
Laut (sea) dalam osenografi atau osenologi kata laut dipakai untuk menyebutkan kawasan perairan dangkal di tepi benua, seperti Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura; massa air yang terkurung dan memiliki hubungan yang terbatas dengan samudera, seperti Laut Tengah dan Laut Baltik; atau kawasan laut yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, Seperti Laut Merah, Laut Hitam, Laut Karibia dan Laut Banda. Kata laut juga bias dipakai untuk menyubutkan nama danau, contohnya Laut Kaspi. Teluk (bay, gulf) adalah hamparan air yang relatif kecil dan ketiga sisinya dibatasi oleh daratan. Teluk juga dapat disebut sebgai laut setengah tertutup (semi-enclosed sea). Estuari (estuary) adalah kawasan perairan muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut dengan massa air yang memiliki salinitas lebih rendah daripada laut dan lebih tinggi daripada air tawar, atau bisa disebut perairan payau.

A. Proses pembentukan lautan menurut beberapa teori, sebagai berikut:
1.    Teori Pelepasan Lempeng
Bertolak dari teori kabut oleh Laplace (1796), menyatakan bahwa bumi adalah bagian dari tata surya, awalnya berasal dari gumpalan-gumpalan kabut yang berputar (terpilin) sampai menjadi cairan pijar hingga terjadi pembekuan akibat penurunan temperatur, dalam kondisi ini keadaan bumi tidak stabil, pada bagian dalamnya masih cair dan panas. Sehingga mudah terjadi peretakan-peretakan di antara dua lapisan yang berbeda fase. Terjadi peretakan-peretakan dalam waktu relatif lama, bumi tetap berputar dan bergerak mengelilingi matahari, terjadilah pelapasan sebagian lapisan luar dari bumi akibat adanya gaya lemparan (centrifugal) tidak seimbang dengan gaya tarik (centripetal). Terlepasnya sebagian permukaan bumi tersebut maka terbentuklah cekungan-cekungan yang nantinya terisi oleh air dan membentuk lautan.
Terisinya cekungan-cekungan di permukaan bumi oleh air dapat dihubungkan dengan temperatur permukaan bumi, yang memungkinkan terjadinya pengembunan gas-gas air (H2O). Pada saat itulah diduga terbentuknya lautan dengan berbagai reaksi kimia dan interaksi didalamnya.
2.    Teori Undansi
Van Bemmelen (1932-1935) menjelaskan bahwa adanya permukaan bumi yang tidak rata yaitu sebagian cekungan dan sebegian tonjolan (pegunungan), di akibatkan oleh gelombang turun naik terhadap bagian bumi yang cair (magma). Timbulnya gerakan gelombang tersebut akibat pengaruh pemisahan magma dari basa ke yang asam dan dari basa ke ultrabasa, sehingga terdapat empat susunan magma yaitu mulai dari atas: asam, intermediate dan ultrabasa.
3. Teori Tektonik Lempeng
            Teori ini menyatakan bahwa, seluruh kerak bumi dipandang tersusun oleh beberapa lempengan besar yang bergerak seperti balok yang kaku di atas permukaan bumi. Batas-batas lempeng adalah kawasan yang memiliki aktifitas seismik tinggi, yang terjadi karena pembentukan material kerak yang tua ter-sebduksikan di daerah palung. Dengan demikian, batas lempeng ditentukan oleh aktifitas seismik.
Kontak antar lempeng dapat dilihat pada gambar berikut:


Teori ini menyatakan, laut baru dapat terbentuk karena pecahnya continental crust, dapat dilihat pada gambar di berikut:



B. Komposisi Daratan dan Lautan
            Stuktur bagian dalam bumi yang berbentuk sebagai suatu bidang yang tidak rata awalnya belum diketahui sampai dengan mulai dikembangkannya ilmu yang dapat mencatat terjadinya gempa bumi (seismology). Dengan cara ini dapat dicatat tenanga yang dikeluarkan oleh adanya gempa bumi yang merambat ke permukaan, dari data-data tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang susunan dari bumi ini. Bumi terdiri atas beberapa lapisan dimana setiap lapisan mempunyai kepadatan (density) dan komposisi yang berbeda-beda satu sama lain. Lapisan-lapisan tersebut adalah Atmosfer, Hidrosfer, Litosfer, Astenofer dan Pusat Bumi.
1. Atmosfer
            Lapisan terluar yang terdiri dari bermacam-macam gas, seperti nitrogen, oksigen, karbondioksida, uap air dan gas-gas lain (inert gas)
2. Hidrosfer
            Terdiri dari semua air bebas yang terdapat di permukaan bumi yang terbentuk sebagai laut, samudera dan danau-danau air tawar. Seluruhnya berjumlah 361 km2 atau meliputi sekitar 71% dari seluruh luas permukaan bumi.
3. Litosfer (lapisan kerak bumi)
            Lapisan kerak yang tebalnya antara 600-700 km membentuk dua tipe lapisan keras permukaan, yaitu:
a.      Continental crust, yang terdiri dari batu-batu granit yang membentuk hamper seluruh massa tanah yang terdapat di dunia (menutupi hampir sekitar 149 juta km2 atau kira-kira 29% dari seluruh permukaan bumi).
b.      Oceanic crust terdiri atas batu-batu basal yang melapisi lembah-lembah laut yang dalam.
4. Astenosfer
            Bagian atas astenosfer dipercaya secara relatif bertekstur lunak dan dapat mengalir secara sangat lambat. Sedangkan dibagaian bawah astenosfer bertekstur keras. Lapisan litosfer yang berbentuk seperti lempengan mengapung di atas lapisan astenosfer sehingga dinamakan lempeng tektonik (tectonic plate). Dapat diilustrasikan seperti massa es yang besar mengapung di atas air.
5. Pusat Bumi
            Adalah lapisan bumi yang sangat padat dan mengandung logam-logam besi dan nikel.

C. Bentuk Dasar Laut (Relief of Sea Floor)
            Secara garis besar bentuk dasar laut dapat dibedakan menjadi morfologi dasar laut yang berada di tepi benua (Continental Margin) dan morfologi dasar laut yang berada di cekungan samudera (Ocean Basin).

 



1        1.   Tepi Benua (Continental Margin)
         Tepi benua (continental margin) meliputi bagian dari benua yang tenggelam dan zona transisi  antara benua dan cekumgan samudera. Berdasarkan kondisi aktifitas kegempaan, volkanisme dan pensesaran, tepi benua dapat dibedakan menjadi tepi benua aktif, yang di tandai oleh banyaknya aktifitas kegempaan, volkanisme dan pensesaran. Sebaliknya, tepi benua pasif dicirikan oleh sedikitnya aktifitas kegempaan, volkanisme dam pensesaran.
Berdasarkan morfologinya, tepi benua dapat dibedakan menjadi:
a.          Paparan Benua (Continental Shelf) adalah bagian benua yang tenggelam dengan kemiringan lereng yang sangat kecil (1 meter per 1000 meter) dan berbatasan langsung dengan darat. Lebar 50-70 km dengan kedalaman 100-200 meter. Berbagai kenamampakan yang dijumpai di kawasan ini terjadi karena tujauh proses, yaitu glasiasi (glaciation), perubahan muka laut (sea level changes), aktifitas berbagai kekuatan alam (gelombang laut, aliran sungai, pasang surut) sidementasi, pengendapan karbonat, pensesaran dan volkanisme.
b.         Lereng Benua (Continental Slope) adalah tepi benua dengan lereng curam (kemiringan 3%-6%), dimulai dari tekuk lereng dari paparan benua sampai daerah tinggi benua (continental rise) dengan lereng sekitar 4 derajat. Di kawasan ini banyak terjadi proses longsoran bawah laut (submarine landslide) dan erosi yang menghasilkan berbagai kenampakan. Sidemen-sidemen di kawasan ini tersesarkan dan terlipat. Kenampakan yang sangat mengesankan di kawasan ini adalah alur bawah laut (submarine canyon).
c.          Tinggi Benua (Continental Rise) adalah daerah transisi antara benua dan cekungan samudera yang mempunyai lereng yang kemudian perlahan-lahan menjadi datar pada dasar lauatan. Kawasan ini tersusun dari material yang tidak terkonsolidasikan yang terdiri dari lumpur, lanau dan pasir yang diturunkan dari paparan benua atau lereng benua oleh mekanisme arus turbid (turbidity currents), longsor bawah laut, dan proses-proses lain. Pola dari tinggi benua ini berkaitan dengan gerakan tektonik lempeng. Pada tepi benua aktif, sidemen-sidemen telah berubah dan dibawa masuk ke dalam mantel oleh mekanisme menunjaman. Pada tepi benua pasif, sidemen-sidemen terawetkan dan melampar jauh ke lantai samudera (ocean floor).



2. Cekungan Samudera (Ocean Basin)
                 Cekungan samudera (ocean basin) adalah lantai samudera (ocean floor) yang luas yang terletak pada kedalaman lebih dari 2000 meter. Berbagai kenampakan dari cekungan samudera yang utama adalah Ridge dan Rise, Trench, Abyssal Plain, Continental Island, Island Arc, Mid-Oceanic, Volcanic Islands, Atol-Atol, Seamount dan Guyot.
a.         Ridge dan Rise, adalah bentuk proses peninggian yang terdapat diatas lautan yang hampir serupa dengan adanya gunung-gunung di daratan. Perbedaannya hanya pada letak kemiringannya. Ridge lerengnya lebih terjal dibanding rise. Keberadaannya berkaitan dengan pembentukan sistem retakan (rifting) karena dua blok kerak samudera yang bergerak saling menjauh. Ridge dan rise utama yang membentang di dunia bergabung menjadi satu dan membentuk satu rantai yang amat panjang yang dikenal sebagai Mid-Oceanic Ridge System.
b.         Trench adalah bagian laut terdalam yang bentuknya seperti saluran yang seolah-olah terpisah sangat dalam yang tedapat diperbatasan antara benua dan kepulauan. Terdapat di zona menunjaman lempeng tektonik, biasanya mempunyai kedalaman yang sangat besar.
c.         Abyssal Plain (daratan abisal), daerah ini relatif terbagi rata dari permukaan bumi yang terdapat dibagian sisi yang mengarah kedaratan dari sistem mid oceanic ridge.
d.         Continental Island (pulau-pulau benua), pulau seperti Greenland dan Madagaskar menurut sifat geologinya merupakan bagian dari massa tanah daratan benua besar yang kemudian terpisah. Daerah-daerah ini lapisan kerak buminya terdiri dari batuan-batuan besi (granitic) yang jenisnya sama dengan yang terdapat di daratan benua.
e.         Island Arc (kumpulan pulau-pulau), seperti kepulauan Indonesia juga mempunyai perbatasan dengan benua, tetapi mempunyai asal yang berbeda. Kepulauan ini terdiri dari batuan-batuan vulkanik dan sisa-sisa sedimen pada permukaan kulit lautan.
f.          Mid-Oceanic Volcanic Island (pulau-pulau vulkanik di tengah-tengah laut), daerah ini terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, khususnya di Lautan Pasifik, dimana letaknya sangat jauh dari massa daratan. Contohnya Kepulauan Hawaii dan Jepang.
g.         Atol-Atol, daerah ini terdiri dari kumpulan pulau yang sebagian tenggelam dibawah permukaan air. Batuan-batuan disini ditandai dengan adanya terumbu karang yang terbentuk seperti cincin yang mengelilingi sebuah lagon yang dangkal.
h.         Seamount dan Guyot, merupakan gunung berapi yang muncul dari dasar lautan, tetapi tidak muncul sampai kepermukaan laut. Seamount mempunyai lereng yang lebih curam dan puncaknya runcing dengan ketinggian sekitar 1 km atau lebih. Guyot mempunyai bentuk yang sama dengan seamount tetapi pada bagian puncaknya datar.

 
Referensi :

UPAYA PENANGGULANGAN ABRASI DI PULAU TABUHAN KABUPATEN BANYUWANGI

NAMA    : RISMAN NIM        : 1610716110008 M.K.        : MITIGASI BECANA PESISIR DAN LAUT UPAYA PENANGGULANGAN ABRASI DI P...